Kamis, 29 September 2011

INFO KALIMANTAN TIMUR

Di Tanjung Selor, ibu kota Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur. Umumnya
kencan dilakukan di semak-semak, atau di balik pohon, di tempat kost bila
siang hari, atau di atas kapal yang banyak bertambat di daerah ini, atau
bahkan di dalam mobil. Para ABG paling takut bila diajak kencan di hotel
maupun penginapan setempat. Kalaupun bersedia, maunya hotel atau penginapan
di Kota Madia Turakan, sekitar satu jam setengah dari Tanjung Selor, bila
menggunakan long boat. ABG yang bisa diajak kencan di Tanjung Selor, banyak
berkeliaran menjelang masa ulangan umum. Menurut Elin, banyaknya ABG yang
'turun ke jalan' pada saat-saat seperti itu karena mereka membutuhkan uang
untuk keperluan sekolah. Elin mengakui bahwa mereka yang dari pedalaman
sangat kekurangan uang. Untuk membiayai kehidupan sehari-hari memang
mencukupi, tapi bila kebutuhan uang mulai agak besar seperti menjelang
ulangan umum atau ujian, mereka hampir tidak berdaya. Orang tuanya yang
berada jauh di pedalaman hanya petani atau peladang berpindah. Ketika
berangkat dari kampung halamannya untuk melanjutkan sekolah ke kota, mereka
memang sudah dipersiapkan sedemikian rupa oleh orang tuanya agar terhindar
dari 'malapetaka' kehamilan.

Lain lagi cerita ABG di Samarinda, mereka rata-rata anak putus sekolah
dengan usia 14 sampai 17 tahun. Setiap hari mereka bisa ditemukan di
sepanjang tepian Mahakam, terutama di Jl Slamet Riady atau lebih dikenal
dengan sebutan Karang Asam. Pria yang singgah di sana, ditawari oleh
sejumlah wanita untuk minum sambil makan jagung manis. Kepada tamu, mereka
hampir selalu mengatakan, "Mampir Mas, sambil minum dan bercinta." Kata
'bercinta' itulah yang menjadi daya tarik. Pada pukul 19.00 hingga 21.30 di
tempat itu biasa nongkrong anak sekolah.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut